Selasa, 30 Juni 2009

SESUATU YANG TERTUNDA


Dengan menyebut nama Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang. Alhamdulillah.. ada secercah cahaya.. titik terang dari kelamya project yang tertunda ini. Impian akan segera menjadi nyata senada dengan disepakati kontrak kerjasama antara FPTI Lamongan dengan kontraktor asal Tulungagung. ”Jauh banget ya kerjasmanya sampai dari sana???” bukan menjadi masalah sejauh mana, yang penting mana jauh.. sana bisa bekerjasama dengan sini...??? artinya tidak jauh untuk maslah ini yang penting semua bisa berjalan dengan lancar, nyaman, aman dan saling menguntungkan, bukan begitu kawan???
Apakah sesulit itu mendirikan sebuah wall mini dipelataran gor Lamongan dan menyandingkanya dengan climbing wall yang kokoh itu???
Memang project ini terlihat mudah namun cukup menyulitkan. Pada awalnya dana yang tersedia cukup minim, hanya 10 juta harus bisa mendirikan mini wall lengkap dengan kasurnya alis matras pengaman. Dengan pertimbangan dana yang minim tersebut, para punggawa FPTI berniat akan mendirikan project itu dengan tangan sendiri, istilah kerenya ”Hand Made FPTI Lamongan” untuk mengirit biaya.
Berembuglah pengurus FPTI demi mewujudkan ambisi itu. Sejurus kemudian lahirlah TIM INDEPENDENT BOULDER PROJECT. Tim independent itu dibentuk dengan tujuan merealisasikan wall boulder sesegera mungkin sekaligus agar tidak mengganggu roda kegiatan FPTI Lamongan yang begitu padat. Alangkah malangnya para Punggawa FPTI sedikit melakukan kekeliruan dalam memilih dan menetapkan ketua Tim Independent Boulder Project, yaitu pengurus termuda yang akhir-akhir ini diketahui paling “mbeler” dalam melaksanakan tugas.
Planning terlihat begitu bagus dan tepat sasaran, mulai dari membuat rancangan, konstruksi besi dan bentuk kontur. Berbagai referensi pun digunakan, baik dari internet, buku, foto-foto dengan harapan menjadikan wall mini itu keren, oke bila dipandang dan saat ”digumuli” para atlet panjat tebing untuk berlatih.bisa meningkatkan kemampuan mereka.
Selain itu, survey harga besi, resin, baut dan lain-lain dilakukan agar bisa segera menghitung besarnya cost yang dibutuhkan, tentu saja menyesuaikan dengan kantong. Peralatan dan perlengkapan pun tak lupa dipikirkan, putar otak dimana bisa sewa alat dan memperkirakan berapa kocek yang harus keluar untuk keperluan alat, jelas sampai kelar projectnya.
Untuk tenaga ahli FPTI Lamongan memiliki segudang tenaga ahli untuk bidang seperti itu, mulai dari Ketua Umum yang ahli dalam bidang Keluarga Berencana, Ketua Harian yang amat mempesona mempunyai julukan seniman serba bisa, karena pekerjaaan apapun yang berbau seni bisa dikerjakan oleh beliau. Spesialisasinya adalah ahli warna, resin dan distributor agresor. Beliaulah yang akan menggarap fabrikasi dari mini wall yang direncanakan. Lain lagi dengan ketua kabid organisasi, meskipun bertubuh tambun tapi olahraga tiada terlewatkan. Urusan lobi dengan atasan beliulah yang paling jago. Disamping itu juga jago dalam urusan hati. Banyak juga anak SMA yang kecantol-cantol. Spesialisasinya adalah urusan perkayuan dan Goyang Gergaji eh salah... Penggergajian. Ada juga ahli scientis yang handal urusan hitung –menghitung. Ukuran panjang, lebar, tinggi dan sisi miring mini wall yang akan digarap, beliulah arsiteknya. Memang sarjana tehnik mesin Brawijaya ini sangat menguasai rumus-rumus matematika sehingga tidak sulit dalam menentukan spesifikasi mini wall. Kurang lengkap tanpa menyebutkan siapa tenaga ahli bidang konstruksi. Pengurus FPTI yang satu ini misterius, kadang ada lalu menghilang dan sulit terdeteksi. Beliau lebih suka menyebut dirinya Seniman kelas Teri. Berbekal pengalaman bertahun keluar masuk Pulau Jawa, tak diragukan lagi kemamnpuanya dalam bidang konstruksi besi karena bidang itu bagian dari pekerjaannya. Kelebihan lainya adalah dalam urusan Multi Media, seniman kelas teri inilah yang juga menghidupi website serta blog FPTI Lamongan. Masih banyak lagi tenaga-tenaga ahli yang ada di FPTI Lamongan, tim-tim kreatif dan para pekerja keras semua saling mendukung dan menguatkan komposisi pengurus FPTI Lamongan.
Dengan kemampuan sumber daya manusia yang lengkap seperti itu tidak diragukan lagi mini wall yang digadang-gadang akan segera berdiri. Akan tetapi tidak semudah yang kita bayangkan. Tidak semudah membalikkan telapak tangan. Berawal dari ketua Timnya yang sebenarnya L2 tapi belaga pinter, dengan alasan sibuk kuliah lah, jadwal ngajarlah dan lain sebagainya yang menghambat kerja pengadaan project. Lambat laun terlkendala masalah alat dan perlengkapan yang yang masih belum ada, sulit dimanakah ada alat las nganggur? Alat bor? Dan pemotong besi? Dimanakah bisa mendapatkan peralatan seperti itu dengan harga murah? Sang ketua tim mau kulakan besi akan tetapi terbentur wacana, nanti besi yang dibeli mau ditaruh mana? Sedangakan peralatanya belum siap? Apa tidak malah ”neyeng” besinya? Lama bergelut dengan masalah peralatan tanpa solusi, ada pemikiran lain untuk memborongkan jasa (kerja) konstruksi kepada salah satu relasi pengurus FPTI. Dengan bahan dari FPTI dan yang menggarap pemborong diharapkan bisa menghemat biaya tanpa mengeluarkan uang peralatan. Ide yang cukup cemerlang. Akan tetapi kenyataan berkata lain, negosiasi dengan penyedia jasa berjalan lancar tapi tanpa kejelasan. Alasan mereka masih dalam projeck pemerintah dan FPTI harus menunggu sampai project itu selesai. Masalah lagi, ketua tim hanya bisa garuk-garuk kepala bagaimana menyelasikan projec ini??? Hmm.. Lagi-lagi akibat ketua tim yang lamban, tidak berani bertindak dan hanya menunggu umpan dari para punggawa FPTI. Hiks...
Bulan berganti bulan kegiatan demi kegiatan tidak terasa sudah berjalan beberapa program kerja FPTI Lamongan. Dengan demikian telah tertunda sekian lama project mini wall ini. Dengan sadar diri ketua tim independent boulder project meminta izin kepada pengurus FPTI Lamongan mengundurkan diri atas ketidakmampuanya dalam menyelesaikan project. Pengunduran ketua tim tersebut maka tampuk kepemimpinan untuk mendirikan mini wall dikembalikan kepada para punggawa FPTI Lamongan. Meskipun demikian masih terasa berat untuk mewujudkan impian itu, masih butuh waktu yang lama untuk mengedealkan bagaimana caranya menyandingkan mini wall dengan wall climbing yang ada di GOR.
Sekarang patut kita bersyukur kepada Tuhan YME, Allah SWT, atas kejelasan dari sesuatu yang tertunda. Meskipun belum berdiri tegak, tapi proses sudah berjalan. Tinggal beberapa langkah lagi... Dengan ini FPTI Lamongan memiliki komitmen untuj mendirikan wall boulder yang baik sehingga bisa dijadikan tempat latihan yang representatif guna meningkatkan kemampuan dan prestasi atlet panjat tebing Lamongan.
Bravo Panjat Tebing!!!

4 komentar:

  1. Bravo FPTI Lamongan

    FPTI sebenarnya satu bagian penting dari masyarakat Lamongan, kenapa? Karena hanya FPTI hari ini yang bisa membanding diri dengan persela secara prestasi. Pesan saya maju terus....

    BalasHapus